“Keunggulan FTZ BBK bukan hanya pada insentif fiskal dan kemudahan perizinan, tetapi juga pada integrasi kawasan yang membuatnya menjadi simpul penting rantai pasok regional. Inilah kekuatan yang kami tawarkan kepada para investor,” tegasnya.
Selain memaparkan potensi daerah, Pemprov Kepri memastikan bahwa investor mendapatkan pendampingan langsung sejak tahap awal penanaman modal hingga realisasi.
Gubernur Ansar juga mengundang para pelaku usaha Singapura untuk memperluas investasinya ke sektor-sektor prioritas yang tengah berkembang pesat, seperti manufaktur hijau, energi terbarukan, pusat data dan ekonomi digital, layanan kesehatan, serta logistik.
Ia menekankan bahwa Kepri telah menjadi gerbang penting perdagangan Indonesia dan memiliki basis industri yang matang untuk masuk ke pasar global.
“Kepri menawarkan peluang investasi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berorientasi pada masa depan. Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor yang ingin tumbuh bersama kami,” katanya.
Forum ini juga menyoroti penguatan kerangka regulasi yang telah disederhanakan pemerintah melalui PP Nomor 28 Tahun 2025, PP Nomor 25 Tahun 2025, serta Perpres Nomor 1 Tahun 2024 dan Perpres Nomor 21 Tahun 2025.
Regulasi tersebut memberikan percepatan perizinan berbasis risiko, penyediaan lahan yang lebih terarah, serta mekanisme Service Level Agreement (SLA) untuk mendorong kecepatan dan transparansi layanan di kawasan BBK. (*/man)


