“Targetnya kita kan mereka bisa membaca lebih dari membaca mengeja. Kalau tingkatan membaca itu kan ada bisa membaca dengan cara mengeja, bisa membaca lancar dan bisa membaca profesional,” katanya.
Bantah Lulusan SMA belum lancar baca
Di sisi lain, Darma ragu jika ada siswa SMA di Tabanan yang sudah lulus namun belum lancar membaca. Menurutnya, siswa yang sudah lulus itu lancar ketika berkomunikasi lewat pesan singkat di handphone.
“Kebetulan kemarin disampaikan di rapat bahwa (siswa SMA) itu sekarang anaknya sudah tamat, yang bersangkutan fasih, dia menggunakan handphone untuk mengetik, menulis dan sangat paham, komunikatif lewat handphone dan sekarang orangnya sudah bekerja, katanya,” kata Darma.
Darma mengatakan tidak mungkin jika siswa yang lulus SMA belum lancar membaca karena siswa tersebut fasih atau sangat lancar menggunakan komunikasi lewat handphone.
“Rasanya tidak mungkin tamat SMA kalau (belum lancar) membaca. Sekarang menurut penjelasan yang mengeluarkan statement, jadi yang bersangkutan bahkan fasih dan sangat lancar menggunakan komunikasi lewat handphone dengan chattingan. Kalau kita ngechat tentunya pasti paham dong, bisa dong membaca dan paham yang dibaca, sehingga bisa membalas,” imbuhnya.
Pihaknya juga belum bertemu dengan dengan dua siswa yang telah lulus tersebut karena masalah tersebut baru muncul saat rapat bersama DPRD Kabupaten Tabanan.
“Tidak pernah juga mendapatkan laporan itu kecuali statement kemarin yang notabene (siswa tersebut) dekat rumahnya (Ketua DPRD Tabanan). Kalau lancar menggunakan chatting di handphone sepertinya kita tidak yakin kalau tidak bisa (lancar) membaca,” ujarnya. (*)


