HARAPANMEDIA.COM, BATAM – Peminat mobil matik di Tanah Air terus mengalami peningkatan, khususnya di beberapa kota besar. Dikenal karena memberikan kenyamanan tersendiri, berkendara dengan mobil matik pengemudi cukup memainkan pedal gas dan rem.
Namun dari segi perawatan mobil matik berbeda dibandingkan mobil manual. Contoh pada pergantian oli transmisi matik yang rata-rata dilakukan tiap jarak tempuh 10.000-15.000 kilometer (km). Bila sampai telat, bisa berdampak buruk bagi komponen transmisi. Seperti, kampas kopling, pelat kopling, selenoid, bahkan valve body yang bila sampai rusak akan membuat kinerjanya terganggu.
BACA JUGA : Kunjungan Wisatawan Mulai Meningkat, Disparbud Berharap Harga Tiket Bisa Turun Kembali
Dealer Technical Support Dept. Head Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan, ciri-ciri kerusakan kampas kopling biasanya diawali dengan mobil yang kehilangan tenaga. Jika melewati tanjakan atau menyalip kendaraan lain, putaran mesin tak sesuai dengan tenaga yang di hasilkan. Jadi, gejalanya sama saja dengan mobil manual yang kampas koplingnya habis.
“Ketahuan saat pedal gas diinjak dalam, angka jarum rpm speedometer naik begitu pula suara raungan mesin mobil. Namun output power yang di hasilkan kecil,” ujarnya. Umumnya, lanjut Didi, kerusakan kampas kopling matik disebabkan karena pemilik yang abai dari sisi perawatan. Selain pergantian oli juga soal pengurasan yang disarankan tiap interval 80.000 km .


